Menarik membaca artikel Koran Fajar
16 Maret 2015 bertajuk Beras Menir (Smartphone Xiaomi) yang Menggetarkan Samsung oleh Dahlan Iskan.
Hal menarik yang saya maksudkan yakni bagaimana perusahaan Smartphone Xiaomi
mampu menjual 70 juta smartphone pada 2013, yang hampir tiga kali lipat dari
sebelumnya.
Perusahaan yang didirikan pada tahun
2010 ini, muncul menjadi nomor tiga didunia mengalahkan Lenovo dan LG.
Bagaimana mungkin perusahaan yang belum berumur lima tahun sudah begitu suksesnya. Dalam tulisannya,
Dahlan iskan, menyebutkan bahwa disamping pendekatan lainnya, pendekatan yang digunakan perusahaan ini yakni
terkait strategi pricing. Smartphone xiaomi yang tampilan maupun kualitasnya
mirip iPhone, dibanderol dengan harga kurang dari sepertiga harga iphone. Harga ini hanya sama dengan harga pembelian
material bahan baku.
Lalu dari mana perusahaan mendapatkan
keuntungan? Dalam tulisannya, disebutkan lebih lanjut bahwa Xiaomi tidak ambil
keuntungan dari penjualan telepon pintarnya. Perusahaan akan ambil keuntungan
dari software, aksesoris dan bahkan merchandisenya. Dijual dalam berbagai bentuk.
Menarik bahwa strategi pricing
menjadi factor dalam menentukan posisi perusahaan dalam peta persaingan industry.
Penetapan kebijakan harga dipadukan
dengan kebijakan strategis lainnya, menyebabkan dunia telekomunikasi ibarat
roller coaster. Kita tidak pernah membayangkan Nokia yang begitu merajalela
dengan cepat dikalahkan Blackberry. Lalu Apple muncul mengalahkan Blackberry. Lalu
Samsung menyalip Blaackberry.
Kini Xiaomi muncul bukan hanya
meramaikan industry telekomunikasi, namun mulai menunjukan dominasinya.
No comments:
Post a Comment