Pada sabtu , 11 Oktober
2014, diadakan seminar bertema TRANSFORMASI MANAJEMEN DAN TATA KELOLA BUMN
MENJADI LEBIH EFISIEN, PROFESIONAL DAN AGEN PEMBANGUNAN NASIONAL. Seminar ini
dilaksanakan sebagai salah satu agenda perayaan
disnatalis ke-66 Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin bertempat di Wisma
Kalla.
Terdaftar sebagai
Mahasiswa Pasca Sarjana, kami tentu mesti menghadiri acara seminar ini. Rasanya
ini benar-benar sebuah great momen. Betapa tidak, salah satu dari pemateri
adalah pakar dan praktisi handal manajemen, Bapak Tanri Abeng, a one million
dollar manager. Kesempatan untuk bertatap muka secara langsung dan
mendengarkan paparan pengalamannya tentu
kesempatan yang sangat mahal, and off course inspiring. Begitu juga hal yang
disampaikan Pemateri lainnya yakni Bapak Asmawi syam, Managing Director PT. BRI
TBK,
Berikut
ringkasan materi yang sempat saya catat
Bahwa transformasi
adalah suatu proses perubahan. Ini berarti bergerak dari kondisi lama menuju
baru untuk sebuah perbaikan. Transformasi bukan segampang membalikan telapak
tangan. Banyak tantangan yang menjadi batu sandungan. Untuk bisa berhasil,
transformasi bukan hanya perubahan sesaat dan sebagian aspek saja, namun mesti
seutuhnya.
Bertransformasi adalah proses
yang bersumber dari keinginan untuk keluar dari existing condition yang
understandard menuju keunggulan. Memperthankan existing condition tidak akan
membantu keluar dari masalah, malah bisa jadi situasi makin memburuk. Meski
untuk tujuan mulia yakni meninggalkan kondisi buruk menuju yang lebih baik,
implementasinya akan mendapatkan perlawanan, bukan hanya dari eksternal namun
juga dari internal organisasi.
Melakukan transformasi
berarti mengubah jalannya roda organisasi yang telah berjalan sangat lama. Ini
tentu memunculkan perasaan khawatir status quo yang telah menikmati kue, bahwa
bila transformasi dijalankan kue tersebut akan hilang. Pihak dengan asusmi
seperti ini akan benar-benar resisten.
Dengan mengetahui pokok
persoalan yang dihadapi, maka selanjutnya dapat ditunjuk orang yang memiliki
keahlian teknis dan non teknis untuk menanganinya. Misalnya bila masalah
utamanya terkait kreditor maka figure yang cocok adalah figure dengan kemampuan
lobi hebat terhadap para kreditur yang menjadi batu sandungan. Jadi figure yang
ditunjuk mesti the right one on the right place.
Kunci kesuksesan
implementase antara lain yakni kepemimpinan (leadership). Seperti nahkoda
kapal, pimpinan perusahaan mempengaruhi jalannya perusahaan. Arah perjalnan
akan bergantung kearah mana kemudi kapal ditujukan. Menurutku bisa jadi
dikarenakan pimpinan adalah pihak yang diberi kewenangan lebih tinggi dibanding
karyawan pada umumnya, dan sebagai akibatnya karyawan/staff akan berjalan pada
pedoman yang digariskan perusahaan
Leadership bisa
dikatakan sebagai energy yang mendorong jalannya transformasi. Tindakan dan
kebijakan pimpinan memberi dampak signifikan kultur perusahaan. Bila misalnya
pimpinan memang yang bermasalah, maka adalah lebih baik mengambil jalan pintas
perombakan kultur dengan mengganti pimpinan perusahaan.
Dari
sudut pandang lain, transformasi bisa dianalogikan dengan change. Untuk bisa
mulus prosesnya, perlu pemahaman atas change management. Bila untuk dunia
Properti berlaku prinsip utama Lokasi, Lokasi, lokasi, maka dalam pengelolaan
organisasi Prinsipnya yakni BERUBAH,
BERUBAH, BERUBAH. Baik untuk tujuan agar bisa Survive ataupun agar lebih unggul
dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, prinsipn Change menjadi sebuah
kebutuhan.
Sebagai
contoh, Bank Rakyat Indonesia menerapkan layanan berbasis satelit milik
sendiri. Ini didasari atas semangat pemberian layanan maksimal. Bahwa dengan
mencermati jumlah nasabah yang banyak, serta penyebaran nasabah yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia yang infrastrukturnya belum merata maka Layanan
berbasis satelit menjadi cara ampuh dalam mempertahankan sekaligus membuka
jalan baru peningkatan jumlah nasabah.
Factor
lainnya yakni prinsip rasio cost/revenue. Dengan memandang bahwa biaya sewa
(cost) untuk layanan berbasis satelit kontribusinya sangat besar, dan bahwa
operasi layanan berbasis satelit bisa dianggap sebagai core service yang
merupakan key success factor dan bisa menempatkannya dalam posisi unggul
dibanding kompetitornya, maka opsi untuk memiliki satelit sendiri adalah
pilihan langkah yang unggul.
Disamping
leadership, factor penting lainnya yang menentukan kesuksesan transformasi
yakni karyawan/staff. Bila pemimpin sebagai nahkoda, maka staff tidak boleh
hanya dipandang sebagai penumpang. Staff sama dengan kru kapal, yang mesti
menambah bahan bakar saat kapal mulai kekurangan solar, membersihkan area kapal
agar higenis dan lain sebagainya. Keterlibatan penuh staff akan menentukan seberapa cepat organisasi
mencapai tujuan transformasi yang dijalankan. Lebih cepat lebih baik.
Human
capital investment jangan lagi dianggap sebagai beban perusahaan. Secara jangka
pendek memang akan Nampak sebagai pos tambahan pengeluaran biaya, namun dalam
jangka panjang peningkatan pendapatan akan melebihi biaya yang telah diinvestasikan.
Riset membuktikan hal ini.
Jadi
dapat disimpulkan menjalankan dan mengawal transformasi manajemen dalam arah
yang benar sebagaimana tujuan awalnya akan membantu menajemen menuju bisnis
yang premium.